[CERPEN] INSOMNIA | AMELIA




INSOMNIA

Malam 3 Oktober,
11:59 PM
Di detik-detik terakhir menuju tengah malam itu aku melihat sesosok bayangan melesat melalui jendela kamarku. Sesosok hitam bergerak cepat melintasi pepohonan. Ah, kupikir itu hanya tupai atau mungkin hewan lainnya. Akan tetapi tiba-tiba aku mendengar suara desahan berat. Seperti napas orang yang tersengal-sengal. Semakin keras. Aku bisa mendengar suaranya dengan jelas. Kusembunyikan wajahku di balik selimut. Kututup kedua telingaku dengan bantal. Aku tak ingin mendengarnya. Suara itu terlalu menakutkan. Ah, seseorang tolong buat suara itu pergi! Aku terlalu takut untuk mendengarkannya lagi.
Ding! Dong! Ding! Dong! Suara jam berdentang tanda tengah malam. Suara dentangannya begitu keras menusuk-nusuk telinga. Dan suara itu meredam semua suara. Bahkan detik jarum jam yang tadinya terdengar jelas kini tak lagi dapat terdengar. Namun suara itu menyakiti kepalaku. Semuanya terasa berdenyut-denyut. Ah, ini sangat menyakitkan. Kumohon sesuatu, hentikan rasa sakit ini!
Lagi-lagi aku tersiksa dengan insomnia ini. Setiap malam aku terbangun karena alasan yang tak jelas. Dan walau tubuhku sudah lelah, kedua mata ini enggan terpejam. Walau aku sudah terkantuk-kantuk, rasanya sangat sulit untuk terlelap. Ini semua sangat menyebalkan. Aku hanya ingin tidur. Hanya semenit saja! Biarkan aku merasakannya. Aku ingin menikmati indahnya buaian alam tidur yang indah. Aku ingin merasakan terlelap walau hanya sebentar. Semua ini membuatku ingin mengakhiri hidup ini. Ah! Ini semua membuatku kesal!
Seseorang tolong hentikan! Seseorang tolong aku! Semua ini membuatku semakin kehilangan kesabaran. Sampai kapan aku harus merasakan penderitaan ini? Kapan semua ini akan berakhir?
Siapa di sana? Aku mendengar suara langkah kaki diseret di balik pintu. Suaranya semakin mendekat. Ahhh... Aku takut... Seseorang tolong aku!!! Siapapun tolong! Kumohon!!
Terapis ku bilang itu semua hanya halusinasi yang mencegahku tidur. Aku hanya perlu memejamkan mata dan semua itu akan menghilang. Tapi itu terasa begitu nyata. Dan semua itu selalu menggangguku setiap malam. Aku hanya ingin tidur. Apa salahnya itu? Ohh... Tuhan.. kenapa ini terjadi padaku? Apa salahku sebenarnya? Apa keinginanku terlalu menyusahkan? Apa harapanku itu terlalu besar untuk dikabulkan? Rasa sakit ini terus-menerus menyiksaku tanpa henti. Apa yang harus kulakukan agar bisa terlepas darinya? Dari insomnia yang tiada akhir ini. Dari rasa lelah yang menyiksa ini.
Setiap aku hampir terlelap alarm justru berdering nyaring. Menyeretku bangun dari tempat tidur. Dan menjalani hari lainnya yang seperti neraka. Segala sesuatunya semakin memburuk akhir-akhir ini. Segala sesuatunya semakin tak terkendali. Aku tak punya keberanian untuk mengakhiri hidupku. Namun aku juga tak memiliki alasan untuk bertahan.
Setiap malam kupikirkan cara untuk mengakhirinya. Apa jika kuledakkan isi kepalaku semuanya akan menghilang? Apa jika kepalaku meledak menjadi berkeping-keping akhirnya aku akan terlelap? Itu pasti menyakitkan. Begitu kata pikiranku yang lain. Aku takut akan rasa sakit atas kematian. Namun apakah itu lebih buruk daripada rasa sakitku selama ini? Semua pertanyaan ini menyiksaku. Aku harus memutuskannya segera. Aku akan membuat keputusan. Ya, malam ini aku akan memutuskan semuanya.

U.K

amelia

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar