INSANITY
Musim dingin datang ke kota. Langit
biru cerah sudah menurunkan butiran putih salju yang seputih susu. Perapian
dari rumah-rumah mulai mengepulkan asap keabu-abuan dari kayu bakar. Anak-anak
riang bermain perang salju atau kereta luncur. Juga membuat boneka salju dengan
senyum dari batu bara. Para ayah asyik duduk-duduk di samping perapian
ditemani anjingnya yang berbulu lebat.
Sementara para ibu sibuk memasak makan malam yang hangat.
Kelinci,tupai dan hewan-hewan berbulu
lainnya berloncatan di halaman belakang. Gereja-gereja mulai dipenuhi alunan
musik menyambut hari natal. Sedang anak-anak yang merasa telah berbuat baik sepanjang
tahun menunggu datangnya si pria berjanggut putih panjang dan berpakaian serba
merah—Santa—datang dari kutub utara mengantarkan hadiah.
Namun, musim dingin berarti lain bagi
Thomas. Seorang bocah yatim piatu yang tinggal di sanitorium jauh di pinggiran
kota. Tempat tiada wajah ramah atau
pelukan hangat dari keluarga tercinta. Yang ada hanya jeritan penuh kesakitan
dan cekikik tawa mengerikan yang keluar dari penghuni tempat ini menggema di
seluruh bangunan. Mereka, orang-orang yang terjebak di tempat suram ini punya
satu kejahatan yang sama. Sesosok iblis yang sama yang tinggal di kepala
mereka. Yang telah mengubah mereka menjadi pribadi mengerikan tanpa jiwa.
KEGILAAN.
Seekor burung kecil hinggap di jendela
kamarnya yang usang. Berkicau riang menikmati pagi yang membeku. Seolah tak ada
musim lain yang lebih hangat, tak ada hari lain yang lebih cerah. Burung itu
terbang kembali ke langit. Mengepakkan sayap mungilnya untuk pergi mencari
penghidupan baru untuknya yang lebih layak.
Hari-hari berlalu lambat ditempat
seperti ini. Setiap detik terasa seperti berjam-jam. Setiap menitnya terasa
seperti berhari-hari. Dan setiap jamnya terasa seolah bertahun-tahun. Meski
waktu terus berputar. Dan musim terus berganti. Tak ada yang bisa mengubah masa
lalu itu. Kenangan yang dibuat oleh delusi dari otak manusia yang sangat
menakjubkan begitu murni dalam ingatan yang seringkali dipandang sebelah mata
oleh kebanyakan orang.
Mulai dari mitos tentang penyihir dan
boneka terkutuk, sampai cerita tentang seorang pembunuh bayaran yang sedang
memburunya. Atau tentang sesosok makhluk yang berasal dari mulut neraka.
Begitu liar, begitu ajaib.jauh lebih
imajinatif dari khayalan seorang anak kecil periang yang mu ngkin sering kali
kalian temukan. Namun imajinasi ini
sering disalah artikan sebagai sesosok iblis atau sebuah kesalahan oleh
sebagaian besar orang.
Dan satu hal yang paling menyedihkan dari
semua ini adalah hal itu memangsa mereka. Imajinasi yang tak terbatas itu
memakan jiwa mereka. Menggerogoti kewarasan mereka menjadi tak tersisa. Membuat
mereka semakin jauh dari kenyataan. Semakin jauh dari kata hidup normal.
Semakin terasingkan dari dunia.
Thomas ingat dengan jelas seolah baru
kemarin, alasan mengapa dia bisa sampai ke tempat ini. Alasan dia terkunci di
balik pintu kamar berbau klorin yang menyengat ini hanya ditemani seorang
perawat tua berwajah mengerikan. Sedang badannya yang mungil penuh kotoran dan
berbau busuk karena tak pernah mandi.
Dan bahkan 20 tahun setelahnya. Ketika
dia akhirnya keluar dari tempat terkutuk itu. Banyak yang bertanya-tanya
memang, tentang penyebab sebenarnya dia bisa masuk ke tempat itu. Namun dengan
senyum penuh misteri dia selalu berkata, “Aku terlalu cepat dewasa.” Tak ada
yang pernah tahu alasan yang sesungguhnya. Dan memang tak akan ada yang pernah.
Misteri itu akan terkubur bersamanya. Bersama dengan akhir kehidupannya.
Namun satu hal yang membuatnya mampu
bertahan di tempat itu. Hanya satu. KEGILAAN yang sama dengan yang para
penghuni tempat itu rasakan. Sebuah rasa sakit yang tak terpendam, sebuah kata
yang tak terucap. Sebuah cerita masa lalu, tentang sesosok iblis yang hidup didalam
dirinya.UK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar