HUKUM YANG TUMPUL DIMULAI DARI SEKOLAH | AMELIA





HUKUM YANG TUMPUL DIMULAI DARI SEKOLAH
Setiap sekolah pasti memiliki aturan, dan setiap aturan pasti memiliki sanksi bagi pelanggarnya. Namun ada satu hal yang sangat disayangkan. Banyak dari hukuman atau sanksi yang diberikan tersebut tidak dapat memberi efek jera bagi pelakunya. Bahkan membuat mereka tak segan mengulangi kesalahan yang sama. Contoh kecil saja, para siswa yang bermain remi di sekolah misalnya. Dewan guru hanya bisa merampas dan membakar mereka. Tapi mereka tidak dapat hukuman atau sanksi yang berarti. Dan tentu saja mereka tidak sungkan sungkan kembali mengulangi perbuatannya. Toh, kalau reminya di bakar mereka bisa beli lagi. Mereka juga bisa main lagi secara sembunyi-sembunyi di jam istirahat, karena tidak ada pengecekan rutin dari pihak sekolah.
Ketidakpedulian dari para guru dan warga sekolahyang lain terhadap kegiatan negatif tersebut bisa mengakibatkan kerusakan moral yang membahayakan. Mungkin terdengar sepele dan sederhana. Tapi bukankah kejahatan besar bermula dari kejahatan-kejahatan kecil. Jika hukum tidak bisa diterapkan pada aspek-aspek sederhana seperti di lingkungan sekolah, maka bagaimana mungkin hukum dapat diterapkan di masyarakat luas.
Jadi jangan salahkan jika negeri ini masih banyak kriminalitas. Jangan salashkan jika masih banyak koruptor berjaya. Karena ketidakpedulian, keegoisan,dan nilai-nilai buruk sejenisnya sudah diterapkan pada generasi penerus kita. Kalau sudah begini , siapa yang mau disalahkan? Para kriminal? Para pejabat? Atau pemerintah? Sikap buruk para petinggi negeri di kritisi. Padahal tanpa sadar, sikap mereka sudah ditanamkan pada anak-anak kita.
Para pejabat atau atau pengusaha korup sekarang ini tidak malu-malu lagi korupsi untuk yang kedua, ketiga atau bahkan yang keempat kalinya. Toh, mereka cuma dipenjara 1-2 tahun. Setelah bebas, mereka bisa korupsi lagi. Prisip yang sama telah dipatri pada sanubari tiap pelajar dinegeri ini. Mereka terbiasa tidak peduli dangan kejahatan yang mereka lakukan. Meski itu berakibat buruk bagi orang lain. Selagi diri sendiri bisa hidup nyaman, bodo amat sama hidup orang.
Pelajar yang seharusnya dididik akal dan moralnya demi kelangsungan bangsa justru dicekoki nilai-nilai tercela. Lalu mau jadi apa bangsa ini dimasa depan? Hasrat untuk berubah harus dimulai dari sekarang. Dan dilakukan semua pihak. Bukan hanya guru, namun warga sekolah yang lain juga punya kewajiban untuk saling mengingatkan. Jangan terlalu lama ditimbang-timbang. Sebuah kata bijak mengingatkan, “Merancang pemikira jangka panjang adalah bukan berpikir apa yang akan kita lakukan besok, melainkan berpikir apa yang dapat diperbuat hari ini atau sekarang agar masih memiii hari esok.”
Sekali lagi, mari kita lakukan langkah nyata untuk menegakkan hukum dimulai dari sekolah. Agar tercipta masyaralkat yang lebih mematuhi hukum dimasa mendatang.
Hasil gambar untuk karikatur peraturan di sekolah




U.K

amelia

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar