HUKUM YANG TUMPUL DIMULAI DARI SEKOLAH
Setiap sekolah pasti memiliki aturan,
dan setiap aturan pasti memiliki sanksi bagi pelanggarnya. Namun ada satu hal
yang sangat disayangkan. Banyak dari hukuman atau sanksi yang diberikan
tersebut tidak dapat memberi efek jera bagi pelakunya. Bahkan membuat mereka
tak segan mengulangi kesalahan yang sama. Contoh kecil saja, para siswa yang
bermain remi di sekolah misalnya. Dewan guru hanya bisa merampas dan membakar
mereka. Tapi mereka tidak dapat hukuman atau sanksi yang berarti. Dan tentu
saja mereka tidak sungkan sungkan kembali mengulangi perbuatannya. Toh, kalau
reminya di bakar mereka bisa beli lagi. Mereka juga bisa main lagi secara
sembunyi-sembunyi di jam istirahat, karena tidak ada pengecekan rutin dari
pihak sekolah.
Ketidakpedulian dari para guru
dan warga sekolahyang lain terhadap kegiatan negatif tersebut bisa
mengakibatkan kerusakan moral yang membahayakan. Mungkin terdengar sepele dan
sederhana. Tapi bukankah kejahatan besar bermula dari kejahatan-kejahatan
kecil. Jika hukum tidak bisa diterapkan pada aspek-aspek sederhana seperti di
lingkungan sekolah, maka bagaimana mungkin hukum dapat diterapkan di masyarakat
luas.
Jadi jangan salahkan jika negeri
ini masih banyak kriminalitas. Jangan salashkan jika masih banyak koruptor
berjaya. Karena ketidakpedulian, keegoisan,dan nilai-nilai buruk sejenisnya
sudah diterapkan pada generasi penerus kita. Kalau sudah begini , siapa yang
mau disalahkan? Para kriminal? Para pejabat? Atau pemerintah? Sikap buruk para
petinggi negeri di kritisi. Padahal tanpa sadar, sikap mereka sudah ditanamkan
pada anak-anak kita.
Para pejabat atau atau pengusaha
korup sekarang ini tidak malu-malu lagi korupsi untuk yang kedua, ketiga atau
bahkan yang keempat kalinya. Toh, mereka cuma dipenjara 1-2 tahun. Setelah
bebas, mereka bisa korupsi lagi. Prisip yang sama telah dipatri pada sanubari
tiap pelajar dinegeri ini. Mereka terbiasa tidak peduli dangan kejahatan yang
mereka lakukan. Meski itu berakibat buruk bagi orang lain. Selagi diri sendiri
bisa hidup nyaman, bodo amat sama hidup orang.
Pelajar yang seharusnya dididik
akal dan moralnya demi kelangsungan bangsa justru dicekoki nilai-nilai tercela.
Lalu mau jadi apa bangsa ini dimasa depan? Hasrat untuk berubah harus dimulai
dari sekarang. Dan dilakukan semua pihak. Bukan hanya guru, namun warga sekolah
yang lain juga punya kewajiban untuk saling mengingatkan. Jangan terlalu lama
ditimbang-timbang. Sebuah kata bijak mengingatkan, “Merancang pemikira jangka
panjang adalah bukan berpikir apa yang akan kita lakukan besok, melainkan
berpikir apa yang dapat diperbuat hari ini atau sekarang agar masih memiii hari
esok.”
Sekali lagi, mari kita lakukan
langkah nyata untuk menegakkan hukum dimulai dari sekolah. Agar tercipta
masyaralkat yang lebih mematuhi hukum dimasa mendatang.
U.K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar