DISKRIMINASI INTRA KULIKULER DI MAM 1 JEMBER: HIZBUL WATHAN vs TAPAK SUCI | AMELIA



DISKRIMINASI INTRA KULIKULER DI MAM 1 JEMBER: HIZBUL WATHAN vs TAPAK SUCI
                Intra kulikuler di MAM 1 Jember awalnya memang di tujukan untuk tujuan positif yang bermanfaat bagi siswa. Namun akhir-akhir ini, justru keluhanlah yang sering terdengar. banyak protes yang sudah di utarakan namun belum di tanggapi serius oleh pihak sekolah. Para siswa beranggapan bahwa pelaksanaan intra kulikuler tersebut cenderung di paksakan terutama pada pelaksanaan TS. Diskriminasi juga sangat terasa pada kedua intra kulikuler ini yang sebenarnya sudah membuat sebagian siswa geram. Hizbul Wathan dan Tapak Suci yang seharusnya sama-sama di wajibkan tetapi dalam prakteknya justru berkata lain. Ketika pelaksanaan TS di ‘paksakan’ setiap hari Jum’at pada para siswa, HW justru di abaikan dan tidak diperhatikan.
                Banyak pegiat HW yang merasa tidak adil dengan keputusan semena-mena Kepala Madrasah ini. Kesenjangan yang terus terjadi dari awal semester pertama sampai sekarang ini pun masih belum menemui titik terang. Dan dampak negetifnya semakin kuat terasa. Kesenjangan itu dikhawatirkan akan mengakibatkan kurangnya sinergi untuk memajukan sekolah. Akreditasi A yang di dapatkan oleh MAM 1 Jember rupanya belum membawa keadilan bagi para siswanya. “Jadi apalah daya dari akreditasi tersebut, ” keluh salah satu siswa.
                Pada realitanya Hizbul Wathan juga menyumbang prestasi walau tidak sebanyak Tapak Suci karena kompetisinya memang lebih banyak TS dari pada HW. Namun keadilan seharusnya tetap harus di tegakkan. MAM 1 Jember tidak seharusnya mendiskriminasi dengan cara seperti ini. “Katanya HW dan TS sama-sama intra kulikuler yang merupakan bagian dari jantung madrasah dan tak dapat dilepaskan dari sekolah. Maka yang kami butuhkan sekarang adalah keadilan dan kesamarataan,” protes salah satu pegiat HW yang kini masih duduk di kelas 10 itu.
                Contoh nyata dari diskriminasi tersebut diantaranya saat siswa tidak berangkat latihan TS terkadang guru memberikan hukuman pada siswa seperti lari keliling lapangan atau push-up, bahkan Kepala Madrasah juka ikut turun tangan. Namun walau banyak yang tidak berpartisipasi dalam Hizbul Wathan dewan guru bersikap acuh tak acuh dan tidak perduli. Apa ini ada kaitannnya dengan kepala madrasah yang notabene adalah seorang pendekar TS maka Hizbul Wathan diabaikan.
                 MAM 1 Jember terkesan selalu ingin mengatur segala hal. Namun pada permasalahan yang  memerlukan penanganan dewan guru justru sering tidak hadir. Saya berbicara atas nama siswa MAM 1 Jember dan partisipan HW ingin permasalahan ini harus segera ditindak lanjuti. Ini semua demi kebaikan MAM 1 Jember. Intra kulikuler seharusnya tidak dipaksakan kepada siswa. Tetapi sama-sama dimajukan untuk kemajuan bersama.LA


amelia

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar