MAYAT TAK BERNAMA
Batu-batu yang mulai berjamur
termakan usia itu membentang di atas sungai membentuk jembatan kokoh.
Bayang-bayangnya tercermin di air sungai yang jernih dengan aliran tenang tanpa
riak. Pohon-pohon yang berdiri di kedua sisi daratan bergemerisik riuh tertiup
angin. Menjatuhkan beberapa helai daunnya yang menguning ke atas air. Juga
beberapa rantingnya yang sudah lapuk.Angin yang bertiup sepoi-sepoi terasa
begitu dingin diawal musim gugur ini. Setiap orang yang hendak keluar pasti
mengenakan jaket dan penutup kepala untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat.
Sungai di dekat taman ini selalu
ramai dengan orang meskipun sudah menjelang senja. Namun ada yang berbeda sore
ini. Bukan hanya para pejalan kaki dan penunggang sepeda yang berlalu-lalang
melewati jalan setapak. Beberapa polisi berseragam tengah berdiri ditepi sungai
dengan senjata apinya yang tersarungkan. Mengawasi para petugas rumah sakit
yang bekerja meneliti mayat yang tergenang di atas sungai. Sungguh malang nasib
siapapun orang itu. Dia harus berada di air pada saat sedingin ini. Entah
kejahatan macam apa yang telah dilakukannya sampai kematian menjemputnya dengan
cara seperti ini.
Lampu dari mobil polisi
berkedip-kedip merah biru menyilaukan. Beberapa orang yang melewati tempat itu
menyempatkan diri menoleh menunjukkan wajah simpatik penuh belas kasihan. Tak
mampu bergunjing hanya mengulum senyum iba dan miris yang nampak dari
wajah-wajah yang tertutup leher tinggi jaket ataupun syal.
Wanita tua dan cucunya yang duduk
di bangku taman terdiam melihat kejadian naas yang mewarnai sore muram itu.
“Apa yang terjadi pada pria itu,
nenek?” kata cucunya yang mengenakan pakaian terusan jingga juga kepang rambut
merah muda dengan wajah polos khas anak-anak.
“Oh, sayang, dia hanya tertidur.
Namun untuk selamanya. Sama seperti kelincimu Bunny,” jawab sang nenek lembut.
“Apa dia juga pergi ke tempat
Tuhan?” tanya si kecil belum puas.
“Tentu saja, sayang.” Jawab sang
nenek tetap sabar menghadapi cucunya.
“Tapi nenek, apakah dia juga akan
masuk ke surga?” tanyanya lagi.
“Itu tergantung apakah dia pria
buruk atau baik, sayang.” Sang nennek menjelaskan lagi sembari mengelus kepala
cucunya.
“Jadi apakah dia pria buruk atau
baik, nenek?”
“Entahlah, sayang. Lihat, hari
sudah senja sudah waktunya kita pulang.”
“Yah...” wajah gadis kecil itu
nampak kecewa.
“Ayo, kakek pasti sedang menunggu
kita di rumah.”
“Baik, nenek,” sahut gadis itu
sedikit terpaksa.
Mereka berdua pun berjalan pergi
meninggalkan taman.
Langit mulai mengguratkan cahaya
jingga di tubuhnya. Sang matahari bersiap kembali ke tempat peristirahatannya.
Namun polisi masih belum selesai dengan tugasnya. Mereka telah menemukan sebuah
mayat tanpa identitas. Adalah tanggung jawab mereka untuk menemukan apa yang
sebenarnya terjadi pada pria misterius ini. Juga identitas aslinya.
“Aku sedang berolah raga pagi
saat kulihat sesuatu yang mengambang di air. Dan ketika kulihat lebih dekat
rupanya itu adalah seseorang,” kata seorang wanita paruh baya yang pertama kali
melihat jasad pria itu dan menelpon polisi.
“Penyebab utama kematiannya
bukanlah tenggelam. Dia tewas karena keracunan. Kemungkinan besar karena
makanan yang di makannya 5 hari lalu. Dan dia sudah berada di dalam air
selama ± 96 jam,” begitu terang salah
satu dari tim medis yang ada di TKP.
Berminggu-minggu berlalu. Bulan
demi bulan telah berganti. Tapi identitas mayat tanpa nama itu masih belum juga
di temukan. Koran-koran juga chanel berita lokal sudah lelah dan bosan
memberitakannya. Para penyelidik juga sudah buntu memecahkan kasus itu karena
tak adanya barang bukti sama sekali. Sidik jari pria itu tak tersimpan di
sistem. Dia juga tak terekam dalam CCTV manapun. Tak seorangpun pernah
melihatnya, apalagi mengenalnya. Jangankan tempat tinggalnya, bahkan namanya
saja tak ada yang tahu. Dia tak membawa kartu identitas, dan tak ada apapun
selain pakaian yang menempel di tubuhnya yang dapat di periksa. Bahkan saku
pakaiannya bersih tak ada apa-apa.
Polisi sudah kehabisan akal
tentang mau dikemanakan kasus ini. Mereka pun akhirnya menutup kasusnya 6 bulan
kemudian. Tanpa penyelesaian.
Oh, sungguh malang nasib pria
itu. Dia pergi meninggalkan dunia ini begitu saja. Tanpa seorangpun yang akan
mengenangnya. Tak ada yang akan pernah tahu hal apa saja yang telah dia lakukan
untuk dunia ini selama hidupnya. Dia hanya akan di ingat sebagai sesosok jasad
tanpa nama. Atau mungkin, justru tak seorangpun yang akan mengingatnya. UK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar