
meraih
mimpi, menggapai sukses
Setiap orang pasti ingin sukses.
Tak ada satupun orang yang ingin selalu gagal dalam hidupnya. Dan untuk
mencapai itu, semua orang harus mempunyai visi-misi, terlepas apakah itu dapat
dirumuskan dan dipaparkan dengan deskriptif. Hidup visioner itu penting. Sam
pentingnya dengan mempunyai tujuan hidup. Rangkaian visi-misi belakangan lebih
sering dikenal dengan istialh cita-cita. Tidak peduli cita-cita seseorang, tapi
yang paling utama adalah cara mencapainya.
Kompetisi dan persaingan abad ini
yang semakin ketet dan berat membuat banyak orang frustasi dan putus asa dalam
menggapai cita. Walhasil, mereka semua siap mundur teratur sebelum berbuat
apa-apa. Bahkan lebih parahnya lagi, mimpi pun tidak berani. Merasa salah kalau
punya mimpi yang terlalu tinggi. Kekerdilan mental dan mindset yang salah
inilah yang menjadi penyumbang kegagalan terbesar selama ini.
Berbicara tentang sukses buakn
hanya masalah tujuan yang akan dicapai tetapi juga perjalanan uantuk
mencapainya dan kegagalan-kegagalan selama prosesnya. Karena orang sukses
sejatinya adalah orang yang memegang teguh prinsip “today is better than yesterday”,
hari ini lebih baik dari hari kemarin. Jangan takut pada kegagalan. Sebab,
Thomas Alfa Edyson baru bisa menemuakn lampu pijar hanya setelah 1000 kali
kegagalan dari penelitiannya.
Selain itu, untuk mendapatkan
sukses kita harus menepis jauh-jauh pengertian yang salah kaprah mengenai
peribahasa, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, orang tua dan anak tak jauh bedanya. Banyak
yang salah mengartiakn kalau orang
tuanya hanya kuli bangunan jangan ngimpi tinggi-tinggi jadi politisi. Padahal
sukses sejati hanya dapat dinilai jika ada peningkatan kualitas dari orang tua
ke kita, anaknya. Taka pa memang jiak ada kesamaan dengan orang tua, tapi
kualitasnya harus lebih ditingkatkan sesuai denag kemampuan kita. Misal, jiak
orang tuanya kuli bangunan, maka anaknya paling tidak bisa jadi arsitek.
Dan lagi, kita harus lebih
kreatif dan mengenali potensi diri. Serta kembangkan bakat dan talenta serta
keteramilan-keterampilan lainnya. Karena meski terlihat sepele, keterampilan
itu bisa jadi jauh lebih berguna dimasa mendatang.
Yang terekhir namun tidak kalah
penting adalah beribadah, berdoa dan menyerahkan segala hasilnya kepada Tuhan.
Sebab setelah berikhtiar (berusaha), kita sebagai umat beragama hanya bisa
pasrah kepada Yang Kuasa. Syukuri apapun hasilnya. Karena Tuhan tahu yang
terbaik untuk kita. Selamat berjuang! Man
jadda wa jada!(Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan sampai (Pada
tujuannya!)) FIGHTING!!!

U.K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar