
KANKER
MORAL YANG MENGGEROGOTI PELAJAR
Kondisi pelajar masa kini sungguh
mengenaskan. Krisis moral sudah menggerogoti mereka seperti kanker ganas tak
terobatkan. Parahnya lagi, mereka justru ‘mencintai’ penyakit ganas yang
menjangkiti mereka tersebut. Tak satupun diantara mereka yang sadar bahwa
dirinya sedang dalam kondisi kritis yang membahayakan. Tanpa sadar, mereka
mulai kembali mengikuti kebodohan para nenek moyangnya. Memupuk kembali
benih-benih pembodohan yang ditanamkan para penjajah.
Mau jadi apa negeri ini
kedepannya, jika para generasi penerusnya mulai merusak diri mereka sendiri
bahkan sejak di bangku sekolah? Tanda-tanda kehancuran bangsa ini sudah mulai
nampak di depan mata. Ciri-cirinya jelas tercerminkan pada tingkah laku pelajar
masa kini. Diantaranya; sekolah main remi, yang penting asal isi absensi, seragam
versi sendiri, sekolah jadi ajang gengsi, mengeluh jika diberi tugas, jam
kosong & pulang cepat bahagia, youtube berorientasi seksual jadi favorit,
malas belajar, meski sudah SMA cara baca masih kayak anak TK, dsb.
Begitu panjang bukan, list
kebobrokan pelajar masa kini? Dan bukan itu saja yang menjadikannya lebih
miris. Mereka yang sudah terserang ‘penyakit’ tersebutmulai mencoba menularkan
virus yang telah menjangkiti mereka dengan berbagai cara. Mulai dari mengganggu
konsentrasi belajar yang lain, menjerumuskan teman kearah yang negatif. Sampai
dengan membuli teman yang berusaha bersikap positif.
Mungkin memang benar praktek
buliying sudah dilarang diberbagai sekolah. Namun fakta menunjukkan, prakteknya
yang paling halus masih sering kita jumpai di sekitar kita. Kurangnya
pengawasan menjadikan pelaku buli menemukan cara uantuk membuli yang lainnya.
Efek buruknya sudah sering kita dengar. Diantaranya DID/gangguan kepribadian
ganda sampai psikosis. Yang tidak hanya berpengaruh buruk bagi dirinya sendiri
tetapi juga untuk orang lain. Dampak kedepannya, kekerdilan mental dan mindset
yang buruk dikalangan penerus bangsa berlanjut hingga menjdi pemimpin/ penguasa
negara. Yang mengakibatkan lemahnya pertahanan dan wibawa negara dimata negara
lain. Hal ini tentu saja membahayakan nasib bangsa. Kita tidak mau bukan,
mengalami peristiwa terjajah kembali? Padahal leluhur kita sudah bersusah payah
membaskan diri dari belenggu penjajahan.
Solusi dari permasalahan ini
harus kita cari bersama-sama. Karena kanker moral yang menjangkiti para pelajar
bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah dan pemerintah. Itu merupakan tugas
kita sebagai masyarakat Indonesia. Penanaman moral dalam lingkungan keluarga
harus lebih ditingkatkan. Dan penerapan norma di masyarakat harus lebih
digalakkan. Kemudian sekolah sekolah mendukung dengan pengajaran dan
pembelajaran cara bermasyarakat serta sosialisasi yang baik. Baru setelah itu
pemerintah bertanggung jawab menegakkan dan menegaskan hukum yang ada. Memberi hukuman yang setimpal bagi para
pelanggarnya. Untuk menciptakan masyarakat yang lebih mematuhi aturan. Jika
semua aspek tersebut bisa dilaksanakan dan bekerja sama dengan baik, maka
kanker moral dikalangan pelajar yang khawatirnya akan terus berlanjut hingga
dewasa dapat dimusnahkan. Kita tunggu saja.

U.K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar