GAWAT!!! SAMPAH DI INDONESIA MENGGUNUNG
Indonesia sekarang sedang dalam
kondisi gawat darurat sampah. Sampai kapan kita, masyrakat Indonesia diam saja? Apa kita siap
wariskan sampah untuk anak-anak kita? Pernahkah ita sadari, bahwa setiap hari
manusia membuang kurang lebih 0,5 kg sampah makanan per harinya. Belum lagi
sampah-sampah lainnnya seperti palstik, kertas, dsb. Menko Maritim Luhut Binsar
Panjaitan mengungkapkan bahwa sampah plstik di Indonesia mencapai 0,48 juta ton
sampai 1,28 juta ton per tahunnya. Sementara itu, penelitia Universitas Georgia
pada tahun 2015 menunjukkan Indonesia menjadi negara kedua terbesar didunia
sebagai penghasil smapah plastik ke lautan. Sungguh sebuah prestasi yang tidak
bisa kita banggakan.
Kemnetrian Lingkunagan Hidup dan
Kebudayaan (KLHK) menganggap persoalan sampah sudah sangat meresahkan. Dirjen
pengelolaan sampah, limabah dan B3 KLHK, Tutu Hendrawati Mintarisih
memperkirakan total sampah di Indonesia pada tahun 2019akan mencapai 68 ton
dengan 9,52 juta adalah sampah plastik.
Buak hanya itu, para travler dan
pencinta alam, taukah kalian bahwa taman-taman nasional dan gunung di Indonesia
juga juga dalam kondisi kritis sampah? Survei yang dilakukan KLHK pada April
2015 di delapan taman nasional dan gunung menghasilkan temuan 435 ton sampah
milik 150.688 pengunjung. Peringkat pertama ditempati oleh Gunung Rinjani. Hal
ini dapat terjadi karena sikap ketidakpedulian pengunjung dalam hal membuang
sampah.
Di Jakarta, sampah makanan
mencapai ±
7.500 ton per harinya, menurut catatan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
Sampai-sampai, gas metana yang dihasilkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
25×
lebih kuat dari polusi dari knalpot kendaran kita.
Selain itu, sudah bukan rahasia
lagi sampah merupakan penyebab banjir nomor wahid di berbagai daerah. Kita
sering kali mengeluhnkenapa pemerintah tidak segera mengatasi permasalahan
banjir di kota kita. Tapi pernahkah kita sadari, meski sudah dilarang, kita
masih suka membuang sampah sembarangan. Pemerintah sudah membuat begirtu banyak
tindakan dan menciptakan berbagai aturan untuk mengatasi permasalahan ini.
Namun kita sebagai masyarakat justru seringkali lupa dan malah membuang sampah
seenaknya. Kita mengkritisi pemerintah yang lambat dalam memberi penanganan.
Tetapi adakah yang sadar bahwa kita juga sebenarnya ambil andil dalam lambatnya
penyelesaian sampah di negeri ini?
Mari kita ingat-ingat. Semua
pasti masih ingat dengan slogan-slogan ini. “Bersih pangkal sehat.” “Kebersihan
adalah sebagian dari iman.” “Jagalah kebersihan!” Tapi pernahhkah slogan-slogan
itu menggugah kita untuk mengamalkannya? Fakta justru menunjukkan kita lebih
sering mengabaikan slogan-slogan itu dan menganggapnya hiasan belaka. Tak ada
seorang pun yang berniat untuk melaksanakannya. Hal ini sungguh mengecewakan.
Mirisnya lagi, kebiasaan buruk itu sudah dimulai bahkan sejak dibangku sekolah.
Tak jarang kitalihat murid-murid suka membuang sampah sembarangan baik berupa
kertas-kertas bekas maupun bungkus jajanan mereka.
Kita tidak ingin negara ini
menjadi kotor, kumuh, dan penuh sampah, bukan? Dan tentunya kita tidak mau mewariskan
negeri sampah ke anak- anak kita nanti. Jadi mulai sekarang mari kita
laksanakan gerakan sadar, peka dan peduli sampah. Jangan tunggu hari esok.
Jangan tunggu sampah menggunung. Sebelum sampah memenuhi negeri, ayo kita
bersihkan sampah dari lingkungan sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar